cyber warriors reveal the truth

15 Maret 2010

Max Waber in History of Capitalism


Salah seorang pemikir barat yaitu Max Waber, merupakan filosuf ternama yang pernah mengkaji tentang dunia ekonomi. dia pernah menuangkan idelogi pemikirannya dalam konsep ekonomi yang berwujud kapitalisme. Dalam bukunya The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism yang dirilis pada tahun 1968 tepatnya New York, Weber mengatkan bahwa kapitalisme dapat diartikan sebagai kepercayaan, sikap mental dan cara pandang masyarakat Barat terhadap cara-cara pemenuhan kebutuhan materi mereka. Dalam teori Weber sikap manusia untuk memenuhi kebutuhan materialnya ini disebut dengan Spirit of capitalism (Semangat Kapitalism). Ini adalah kata lain untuk menyebut manusia sebagai homo economicus.
Spirit of Capitalism ini menurut Weber terdapat dalam agama Protestan, khususnya dalam sekte Puritan. Tapi perlu dicatat bahwa yang dimaksud Weber adalah orang Protestan dan bukan teologinya atau Bible. Sebab menurutnya, semangat kapitalisme ini bermula dari praktek-praktek yang telah dilakukan oleh Benyamin Franklin (1706-1790). Pada masa sebelum Franklin agama Protestan tidak memiliki cukup kekuatan yang dapat mendorong terselenggaranya kegairahan kerja sesuai dengan cita-cita kapitalisme. Agama Protestan benar-benar menjadi kapitalistis setelah dilengkapi oleh ajaran-ajaran Franklin.
Yang menjadi rujukan Weber pertama-tama adalah sikap hidup sehari-hari Benyamin Franklin, seperti berlaku hati-hati, bijaksana, rajin dan bersungguh-sungguh dalam mengelola bisnis, tidak bermalas-malasan dan tidak berkata kecuali yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Hati-hati dan hemat, melakukan segala sesuatu dengan baik sehingga tidak sia-sia. Rajin dan tidak membuang-buang waktu. Tulus dan tidak berlebih-lebihan dan sebagainya. Tujuan kehidupan adalah untuk mendapatkan kemakmuran dan kekayaan. Kegiatan ekonomi adalah suatu tugas dalam rangka melayani Tuhan. Untuk tujuan ini seseorang mesti ingat waktu adalah uang. Memanfaatkan modal sesuai dengan kepentingannya, jujur dan tepat waktu dalam menghaslikan pinjaman, mau bekerja keras akan membantu meningkatkan simpanan. Hemat dalam pemakaian uang, tidak memboroskannya pada hal-hal yang tidak perlu dan tidak dipakai untuk hidup bermalas-malasan serta mencari kesenangan yang sifatnya sementara, tapi sedikit demi sedikit ditabungkan dan dijadikan kapital tertentu akan menghasilkan keuntungan yang berlipat. Singkat kata, cara untuk memperoleh kekayaan adalah dengan cara hidup rajin dan hemat dalam arti tidak membuang-buang waktu dan uang, tetapi menggunakannya sebaik mungkin.
Jadi sumber semangat Kapitalisme adalah sikap hidup orang Protestan, seperti Benyamin Franklin, dan bukan teologi yang terpancar dari Bible, meski disebutkan bahwa kegiatan ekonomi adalah untuk melayani Tuhan. Oleh karena itu tidak heran jika Franklin memisahkan moralitas dari teologi. Weber sendiri juga mengakui bahwa tidak semua usaha untuk mencari keuntungan selalu dibarengi dengan pertimbagan moral. Tindakan-tindakan amoral untuk memperoleh keuntungan pribadi mewarnai perjalanan kapitalisme. Weber menggambarkan sikap moral kapitalisme ini dengan meminjam ungkapan seorang kapten laut Belanda:"Pergilah ke neraka untuk mendapatkan keuntungan, sekalipun kamu akan menghanguskan layarmu". Oleh karena itu pendekatan Weber adalah sosiologis dan bukan teologis. Hypothesisnya adalah bahwa orang Katholik mementingkan kehidupan yang tenang dan suka pada kehidupan yang nyaman sedangkan orang Protestan lebih suka pada kehidupan yang penuh resiko dan menantang untuk mendapatkan kehormatan dan kekayaan.
Namun, etika Protestan ternyata bukan satu-satunya sumber. Meningkatnya suplai emas ke Eropah yang mengakibatkan inflasi pada abad pertengahan telah membuka peluang bagi sikap-sikap kapitalistis untuk mengambil kesempatan. Situasi ini ditambah lagi oleh munculnya negara-negara bangsa yang kuat pada era mercantilis (1500-1750). Negara-negara itu kemudian melahirkan kebijakan yang memungkinkan swasta lebih berperan dalam pengembangan ekonomi. Dan itu semua membuat lajunya sistim kapitalisme di Barat.
Jadi masalahnya baik orang Katholik maupun orang Protestan tidak mendasarkan sikap hidup mereka dalam berekonomi pada teologi Kristen. Weber sendiri mengakui bahwa orang Katholik Perancis pada umumnya tertarik pada kemewahan dan tidak perduli pada agama. Begitu juga orang Protestan di Jerman yang juga terlibat jauh dengan kehidupan duniawi sama-sama meninggalkan agamanya. Jadi, Spirit of Capitalism bukan berasal dari teologi Protestan, mungkin itu sebabnya Weber menyebutnya Protestant Ethic. Karena agama bukan asas konseptualnya maka etika ini dalam realitas sosialnya berkembang menjadi kerakusan material dan menghasilkan motto yang berbunyi "greed is good" (rakus adalah bagus).
Disini dapat disimpulkan bahwa kapitalisme adalah produk dari sikap keagamaan penganut sekte Protestan dan bukan konsep yang diderivasi secara resmi dari ajaran Kristen yang berdasarkan pada Bible. Besar kemungkinan sikap kapitalistis itu lebih dipengaruhi oleh situasi sosial ekonomi Eropah zaman renaissance yang diwarnai oleh pandangan hidup saintifik (scientific worldview) daripada oleh ajaran agama mereka. Protestan sendiri muncul karena pengaruh rasionalisme Barat modern.


SEKILAS MAX WEBER

Maximilian Weber (lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864 – wafat di München, Jerman, 14 Juni 1920 pada umur 56 tahun) adalah seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi dan administrasi negara modern. Karya utamanya berhubungan dengan rasionalisasi dalam sosiologi agama dan pemerintahan, meski ia sering pula menulis di bidang ekonomi. Karyanya yang paling populer adalah esai yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, yang mengawali penelitiannya tentang sosiologi agama. Weber berpendapat bahwa agama adalah salah satu alasan utama bagi perkembangan yang berbeda antara budaya Barat dan Timur. Dalam karyanya yang terkenal lainnya, Politik sebagai Panggilan, Weber mendefinisikan negara sebagai sebuah lembaga yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekuatan fisik secara sah, sebuah definisi yang menjadi penting dalam studi tentang ilmu politik Barat modern.
Karya Weber pada umumnya dikutip menurut Gesamtausgabe kritis (edisi kumpulan tulisan), yang diterbitkan oleh Mohr Siebeck di Tübingen, Jerman.

0 comments:

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner


ShoutMix chat widget
Please enter your username and password to log in elvancyber page!


Widget edited by elvancyber

Bagaimanakah kesan anda terhadap elvancyber ?

The Cyber Of Cummunity

Rhakateza :: Blog orang Biasa

situs M Shodiq Mustika

salam ukhuwah - elvancyber - 2008 - elvancyber